16 Maret 2020 08:37

Program Akselerasi Pengembangan Pinus Merkusii Bocor Getah

Puslitbang Perhutani mengadakan Focus Group Discussion Akselerasi Program Pengembangan Pinus  Merkusii Bocor Getah

PUSLITBANG, PERHUTANI (14/3/2020) | Puslitbang Perhutani mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Akselerasi Program Pengembangan Pinus Merkusii Bocor Getah mengundang  Divisi Regional Jatim, Divisi Regional Jateng, Divisi Regional Janteng, Kantor Pusat, bersama Pakar Universitas Gadjah Mada  Prof  Dr. Ir. Mohammad  Nai’em  M. Agr  tempat di  Pusat Pinus Baturaden, pada Kamis-Jumat  tanggal 12-13 Maret  2020.

Pembicara Puslitbang Perhutani Koordinator Peneliti Pinus Padang Jayanto  menyampaikan materi Studi Potensi dan Peningkatan Produktivitas Getah Pinus  dan  dibantu  Peneliti  Madya Pinus  Dedi saat kunjungan ke lapangan.

Kapuslitbang Perhutani Yahya Amin, mengucapkan terimakasih kepada segenap undangan yang hadir dari perwakilan  Kantor Pusat , Divre Janten, Divre Jateng, KPH Banyumas Timur, KPH  Banyumas Barat, KPH Pekalongan Barat, KPH Jember, KPH Sumedang,KPH Sukabumi dan Tim Peneliti Puslitbang Perhutani untuk memimpin dan langsung membuka FGD Akselerasi Program Pengembangan Pinus Merkusii Bocor Getah Perum Perhutani,” jelas Yahya Amin.

Dalam acara tersebut Kapuslitbang Perhutani menyampaikan Materi Akselerasi Program Pengembangan Pinus Merkusii di Perum Perhutani,  menekankan dengan strategi Budidaya Pinus antara lain: Konsepsi daur 30 tahun komposisi Sumber Daya Hutan (SDH) : 70 % untuk getah 30 % untuk kayu, Bibit unggul dari generatif dan vegetatif, Teknik Silvikultur Intensif (Silin) teknik silvikultur intensis pinus bocor getah 70 % dan silvikultur intensif pinus produksi kayu 30%,  Produksi getah pinus dimulai sadap buka umur 9 tahun dan Agroforestri dengan pengembangan usaha agroforestri, pengembangan wisata alam, tanaman obat, peternakan (sistem plasma),” tambah Yahya Amin.

Pakar dari Universitas Gadjah Mada Mohammad Na’iem menyampaikan tegakan Pinus Bocor Getah yang berhasil dibangun harus dikelola dengan Silin dengan penyadapan sistem bor sadap, sedangkan tambahan biaya untuk implementasi Silin dan bor sadap bisa dibebankan pada selisih harga getah kualitas biasa dan premium  jelas Mohammad Na’iem.

Muhammad  Na’iem menambahkan  penanaman  Pinus Bobor Getah agar dirancang dengan pola agroforestri (kopi, serehwangi, jengkol, pete) sehingga SDH terjaga, income Perhutani meningkat dan masyarakat sejahtera (Kom-PHT/Puslitbang/HRT)